karena setiap kami mempunyai kamu

Kaulah satu yang tak ingin kuangkat tinggi-tinggi lalu kuhempaskan dengan tegas. Kaulah satu yang ingin kukecup pipimu tanpa meninggalkan bekas lipstik yang akan mempermalukanmu. Kaulah satu yang ingin kusediakan makan dan minum dengan masakan dari kedua tanganku. Kaulah satu yang kubiarkan bermanja dengan keegoisanmu. Kaulah satu yang ingin kubuat kebas lenganmu oleh kepalaku. Kaulah satu yang ingin kubuat tertawa atau menangis karena ulahku. Kaulah satu yang ingin kubukakan pintu setiap sore saat kau selesai bekerja. Kaulah satu yang ingin kubanggakan karena kehadiranmu. Kaulah satu yang aku inginkan menjadi kekasihku selama-lamanya.

Akulah satu yang menginginkanmu teramat rumit. Akulah satu yang berani menyuruhmu memperlakukanku sedemikan mauku. Akulah satu yang akan terus mencintaimu selama kau mencintaiku. Akulah satu yang memaklumi masalahmu dan menjadikannya masalahku jua. Akulah satu yang selalu belajar membuat makanan enak untukmu. Akulah satu yang merasa perlu memperhatikanmu sedemikan sering. Akulah satu yang kau inginkan menjadi kekasihmu selama-lamanya.

Kitalah satu yang berbeda. Kitalah semua hal yang menjadi do'a. Kitalah kebiasaan-kebiasaan kecil melingkari waktu. Kitalah segala yang meleburkan ego demi mencari kata terbaik. Kitalah puisi-puisi pada semua hari-hari. Kitalah daun-daun yang kadang berguguran kadang bersemi dan kadang tidak berarti apa-apa. Kitalah keriuhan di kala pagi dan ketenangan menjelang tidur. Kitalah aksara-akasara yang merangkai kalimat ini.

Kamilah perantara aliran darah dari dua insan yang saling mengisi. Kamilah binar pada mata yang selalu menumbuhkan kasih. Kamilah alamat yang di tuju dari sebuah hubungan. Kamilah makna yang tersirat dari setiap obrolan. Kamilah cobaan-cobaan dalam genggaman. Kamilah minum pada dahaga yang menyiksa tenggorokan. Kamilah perekat setiap langkah yang menjauh. Kamilah bayangan-bayangan indah tentang keharmonisan.

Merekalah spasi pada setiap huruf-huruf. Merekalah ludah-ludah kecil setiap umpatan. Merekalah pelajaran sepanjang usia. Merekalah cubitan yang meninggalkan nyeri. Merekalah cipratan keisengan yang memperindah perkara. Merekalah pembuat onar dan pereda emosi. Merekalah kamu dan aku dan kita dan kami dan merekalah mereka. 


Share this:

CONVERSATION

0 comments: